Setelah Adam dinobatkan sebagai khalifah, beliau kemudian tinggal dalam
sorga Janatul Firdaus bersama istrinya Hawa. Adam
berpikir bahwa seluruh pintu sorga begitu kokohnya; tidak mungkin dapat
dimasuki oleh Iblis. Di samping itu, katanya dalam hati, bahwa apa
kesalahannya terhadap Iblis, lagi pula Iblis sangat jauh dengan dirinya
yang berada di bumi, dan Adam as. di sorga.
Iblis
senantiasa mencari jalan ingin memperdayakan Adam a.s., hingga
membinasakannya. Iblis mulai mencari kesempatan untuk menyesatkannya.
Iblis pun pergi dari bumi lapis pertama, menuju sorga yang melalui tujuh
lapis langit.
Singkat cerita,
iblis telah tiba di depan pintu sorga. Dengan sabar ia menanti
terbukanya pintu itu. Tiba-tiba datang ke dekat pintu sorga seekor
burung merak. Merak melihat ke luar melalui celah-celah dinding sorga,
karena didengarnya ada suara tangisan di sana.
"Siapa engkau ini?" tanya merak.
"Aku ini seorang malaikat di antara para malaikat yang banyak. Dan aku sangat ingin bertemu dengan engkau," jawab Iblis.
"Mengapa engkau duduk di sini. Apa dayamu hendak bertemu dengan aku ini?" tanya merak lagi.
"Marilah engkau
berdiri di pintu sorga ini, agar diajari padamu suatu do’a. Dan adalah
do’a yang hendak kuajarkan ini tiga hal khasiatnya akan dianugerahkan
oleh Allah Ta’ala kepada siapapun yang mengamalkannya. Pertama, muda
selama-lamanya; kedua, tidak mati selama-lamanya; dan ketiga, ia tidak
akan keluar sorga selama-lamanya," ujar Iblis.
"Aku tidak dapat membuka sorga, pintu sorga ini dikunci oleh Malaikat selama Adam di dalam sorga," tandas merak.
“Bicarakan juga olehmu mengenai (caranya) membuka pintu sorga," kata Iblis lagi.
Kemudian burung
merak itu berlalu untuk memberitahukan kepada penghuni sorga yang lain
mengenai kejadian yang telah dialaminya itu. Kebetulan makhluk pertama
yang ditemuinya adalah ular. Setelah diberitahu, ular pun segera
menghampiri ke dekat pantu sorga. Ternyata di luar, Iblis tengah
menangis, maka ular pun menengokkan kepalanya ke luar melalui
celah-celah dinding.
Melihat ada
yang memperhatikan tingkah Iblis, ia pun bicara, "Hai ular, pelajarilah
olehmu apa-apa yang berasal dari aku (berupa) do’a ini, agar engkau
terhindar dari bahaya kejahatan, serta aku minta janji darimu untuk
membawaku ke dalam sorga ini."
Ular
menegaskan, "Aku tidak dapat membuka pintu sorga ini selama Adam berada
di dalamnya, karena sorga ini dikunci oleh Malaikat, dan kuncinya berada
pada dia."
"Aku tidak bisa
menjejakkan kakiku (ke dalam) sorga, melainkan (hanya) pada pintu sorga
ini. Tetapi bukalah mulutmu supaya aku dapat masuk ke dalam mulutmu,"
kata Iblis.
Gumam ular dalam hatinya, "la tidak akan dapat masuk ke dalam mulutku."
Ular pun
akhirnya mau mengangakan mulutnya. Iblis segera melompat masuk ke dalam
mulut ular. Iblis meminta kepada ular, "Hai ular, bawalah aku olehmu ke
pohon khuldi itu."
Setelah sampai
di tujuan, Iblis segera ke luar, dan duduk di pohon itu. Untuk menarik
perhatian penghuni sorga, ia menangis dengan kerasnya. Terkejutlah para
penghuni sorga yang mendengar suara tangisan tersebut. Disebabkan tidak
pernah ada sebelumnya yang menangis di dalam sorga. Para Bidadari yang
mendengarnya segera mendekati ke arah suara tangisan. Hawa, dari
kejauhan melihat para Bidadari tengah berkerumun, ia pun mendekati
mereka, seraya berkata, "Ada apa dengan kaiian berkerumun seperti ini?"
Sahut
bidadari’itu, "Pada ular ini terdapat seseorang di dalam mulutnya.
Siapakah ia, tidak ada seorang pun dari kami yang mengetahui."
Mengetahui ada Hawa di depannya, Iblis memalingkan wajahnya ke arah Hawa.
Hawa bertanya kepada Iblis, "Hai Orang Tua, siapa Engkau, dan dari mana datangmu, dan apa yang Engkau tangiskan itu?"
Jawab Iblis,
"Hai Orang Muda, sesungguhnya aku ini (berasal) dari malaikat, dan yang
aku tangiskan itu karena engkau akan dikeluarkan oleh Allah Ta’ala dari
dalam sorga ini. Jika engkau hendak kekal di dalam sorga ini, makanlah
olehmu buah pohon ini, niscaya tidaklah engkau akan keluar lagi di dalam
sorga ini selama-lamanya." Lanjutnya, "Aku yang menunjukkan tempat
pohon itu. Makanlah olehmu buahnya. Sesungguhnya jika engkau makan itu,
niscaya kekallah engkau di dalam sorga ini. Tidaklah engkau ke luar dari
dalamnya."
Tegas Hawa,
"Aku dilarang oleh Allah Ta’ala dan memakan buah pohon itu. Bagaimana
engkau ini, menyuruh aku untuk memakan buah pohon itu?"
"Ketahuilah
olehmu bahwa itulah hikmah Allah hendak mengeluarkan engkau ke dunia
lagi Engkau akan dijadikan tua oleh-Nya, jadi buruklah rupamu. Jika kau
makan buah pohon itu, tidaklah engkau (akan) merasakan kejahatan lagi,"
bujuk Iblis mulai berupaya menyesatkan bangsa manusia. Seraya bersumpah
dengan nama Allah dan beberapa sumpah yang besar-besar.
Hawa mulai
luntur keyakinannya terhadap perintah Allah untuk tidak memakan buah
khuldi. la mulai berpikir bahwa orang ini telah bersumpah dengan nama
Allah Ta’ala yang Maha besar, tentunya karena ingin menunjukkan jalan
kebaikan kepadanya. Dan dia (iblis) bersumpah kepada keduanya,
Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua". (Q.S. 7:21)
Akhirnya, Hawa
pun berhasil dibujuk oleh iblis. Diambilnya tiga buah pohon khuldi yang
dilarang itu. Satu telah dimakannya, sedangkan sisanya akan diberikan
kepada suaminya, Adam a.s.
Tatkala diberikan kepada Adam as., ia pun bertanya: "Buah apa ini"
Sahut Hawa, "Inilah buah dari pohon yang dilarang oleh Allah Ta’ala itu. Tuan hamba, makanlah satu (saja). Hamba makan sebuah"
Adam bertanya lagi, "Bagaimana rasanya buah ini?"
"Amat baik cita rasanya," jawab Hawa.
"Aku tidak mau memakannya," ujar Nabi Adam a.s..
“Hamba sudah makan itu. Mengapa Tuan hamba tidak mau memakannya," bujuk Hawa.
"Karena aku
sudah bersetia dengan Tuhanku, tidak boleh, bahwa aku dilarang memakan
buah pohon itu, maka tidaklah aku mau mengabaikan perintah Tuhanku,"
tegas Nabi Adam a.s.
Dan
sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa
(akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
(Q.S. 20:115)
Hawa mencari
akal agar Nabi Adam a.s. dapat memakan buah khuldi. Dicobanya satu cara
yang dianggapnya bakal berhasil, yaitu dengan memberi khamar’ kepada
Nabi Adam a.s.. Setelah diminum oleh Adam a.s., membuatnya menjadi lupa
terhadap janji setianya kepada Tuhan mengenai larangan memakan buah
khuldi. Hatinya pun tertutup. Mulailah diambil buah khuldi itu dari
tangan Hawa. Adam a.s pun memakannya. Namun, baru saja sampai di
kerongkongannya, maka terlepaslah mahkota yang dikenakan di kepalanya;
jatuh, lalu terbang. Selurun perhiasan Adam dan Hawa pun tiba-tiba
terlepas dan tubuh keduanya, lenyap tidak berbekas. Kursi kebesaran adam
yang terbuat dari emas dengan bertahtahkan ratna-mutumanikam pun lenyap
Lalu tubuh mereka kini tanpa busana sama sekali.
Maka keduanya
memakan dari buah pohon itu. lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya
dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) sorga,
dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (Q.S. 20:121)
Lalu keduanya
berlari-lari melihat kepada satu pohon yang akarnya terbuat dari zamrud,
dan seluruh cabangnya dari emas, dedaunannya terbuat dari sundusin dan
astabraqin. Adam pun berdo’a, "Ya Tuhanku, baik sekali pohon ini, indah
nian rupanya. Kau anugerahkanlah kiranya kepada hamba-Mu ini."
Namun Allah SWT
belum memperkenankan permintaannya itu. Lalu Adam mencari pohon lagi.
Kali ini ia menjumpai sebuah pohon yang bernama Al-Jabbar. Namun, pada
saat akan mengambil daunnya, si pohon tersebut tiba-tiba meninggikan
dirinya. Ada lagi pohon yang bernama Ud. Adam meminta kepada pohon itu
dedaunannya. Pohon Ud pun memberikan sebagian dedaunannya. Namun,
terdengar suara: "Hai pohon-Ku, Ud, pertolonganmu itu akan sia-sia,
karena yang kau tolong itu (telah) mengabaikan perintah-Ku."
Pohon Ud pun
meninggikan dirinya. Sedangkan Adam dan Hawa berlari-lari di dalam sorga
karena sangat kalutnya Ketika Adam dan isterinya tengah berlari-lari
ketakutan, terdengar suara menyahutnya, "Hai Adam."
Namun Adam tidak menanggapinya. Dua kali lagi sahutan suara itu muncul. Lalu Jibril menyeru kepada Adam, "Hai Adam. Tuhanmu memberi firman kepadamu. Mengapa engkau tidak menyahut."
Lalu muncul lagi suara lain: "Larilah engkau dari-Ku."
Adam memelas sedih, "Malu sekali hamba ke hadirat-Mu, ya Tuhanku."
Allah
berfirman, "Adam. tidakkah sudah Kutegaskan padamu bahwa jangan kau
makan buah dari pohon itu. Tidakkah Kuajari kepadamu bahwa Iblis itu
musuhmu yang nyata. Maka Adam berucap lirih:
Keduanya
berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Q.S. 7:23)
Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi
Allah SWT
kemudian memerintahkan kepada Jibril untuk mengeluarkan Adam dan
isterinya, merak, ular, dan Iblis yang masih berada di dalam sorga ke
dunia
Mengetahui akan dikeluarkan dari sorga, Adam berdiri dan menyeru-nyeru sambil menangis, karena akan berpisah dengan tempat yang dicintainya itu. Namun apa mau dikata, takdir berbicara lain. Inilah awal dari perjalanan kehidupan manusia selanjutnya yang sangat berliku-liku dan begitu ragam corak dan dinamikanya hingga datang hari kiamat kelak. Sejarah kehidupannya menjadi pelajaran bagi anak cucunya. Kini ia dan isterinya akan diturunkan ke muka bumi. Pada mulanya pun, di bumi akan diangkat sebagai khalifah pengganti Iblis adalah Adam. Namun tentunya, pada mulanya Tuhan berkehendak prosesnya tersebut sesuai dengan harapan-Nya. Namun, sejarah berbicara lain: Adam ‘dipaksa’ segera menempati bumi, karena kekhilafannya sendiri. Jika Adam tidak memakan buah khuldi, mungkin saja proses turunnya ke dunia tidak akan secepat itu, dan tragedi perpisahan yang sangat lama mungkin tidak akan terjadi.
Mengetahui akan dikeluarkan dari sorga, Adam berdiri dan menyeru-nyeru sambil menangis, karena akan berpisah dengan tempat yang dicintainya itu. Namun apa mau dikata, takdir berbicara lain. Inilah awal dari perjalanan kehidupan manusia selanjutnya yang sangat berliku-liku dan begitu ragam corak dan dinamikanya hingga datang hari kiamat kelak. Sejarah kehidupannya menjadi pelajaran bagi anak cucunya. Kini ia dan isterinya akan diturunkan ke muka bumi. Pada mulanya pun, di bumi akan diangkat sebagai khalifah pengganti Iblis adalah Adam. Namun tentunya, pada mulanya Tuhan berkehendak prosesnya tersebut sesuai dengan harapan-Nya. Namun, sejarah berbicara lain: Adam ‘dipaksa’ segera menempati bumi, karena kekhilafannya sendiri. Jika Adam tidak memakan buah khuldi, mungkin saja proses turunnya ke dunia tidak akan secepat itu, dan tragedi perpisahan yang sangat lama mungkin tidak akan terjadi.
Sebagai
kenang-kenangan dari sorga, ia mengambil sepenggal kayu sebagai tongkat –
yang konon, tongkat ini nantinya akan menceritakan sangat banyak
mukjizatnya tersendiri. Berjalanlah mereka keluar dari sorga. Adam
paling depan, menyusul Hawa, kemudian merak serta ular di belakangnya,
dan terakhir adalah Iblis. Adam diturunkan di Sarandeep (India). Hawa di
Jeddah, merak di laut, ular di Isafahan, dan iblis di Basrah (Irak).
Dengan
diturunkannya ke bumi, Adam selalu menangis, karena penyesalannya telah
melanggar perintah Allah SWT. Konon, sampai dua ratus tahun atau tiga
ratus tahun lamanya ia menangis. Seraya mengucapkan do’a pengampunan:
‘Robbanaa zolamnaa an fuusanaa wa Ham taghfirlaanaa wo tarhamnaa lankkuunanna mi nal khoosiriin’.
Begitu banyak
air matanya yang mengalir, terbentuklah menjadi aliran-aliran sungai.
Dan tebing-tebing sungai itu terbentuk pula kurma, delima, gahru,
ababar, cendana, kayu, dan qarnafal. Seekor binatang yang bernama
Tha’irun-nassar melihat Adam menangis, ia ikut pula menangis.
Binatang-binatang lain yang mengetahuinya ikut pula menangis. Sementara
itu, Hawa pun sama pula menangis. Dari air matanya, jadilah celak dan
hinai. Sedangkan yang mengalir ke laut menjadi mutiara yang nantinya
menjadi perhiasan.
Hingga pada
satu hari, Jibril datang kepada Nabi Adam a.s., dan berkata: "Hai Nabi
Allah Adam, hajja qobla minal maut, naik hajilah engkau terlebih dahulu
sebelum mati."
Begitu mendengar kata mati, Nabi Adam as. bergetar ketakutan. "Ke mana jalanku Jibril?" tanya Nabi Adam.
"Ka’bah Allah Ta’ala” jawab Jibril
Menerima
perintah itu, Nabi Adam a.s. pun berangkat menunaikan ibadah haji.
Konon, wilayah yang menjadi tempat pemberhentian Nabi Adam a.s., kelak
akan menjadi negeri yang makmur.
Berapa waktu
lamanya Adam a.s. mengadakan perjalanan. Akhirnya, sampai juga di Baitul
Makmur. Di sana Adam a.s. berjumpa dengan banyak Malaikat. Mereka
berkata kepada Adam as., "Ya Nabi Allah, Adam, dua ribu tahun tahun
lamanya kami Thawaf pada Baitul Makmur ini."
Datang pula ke
Padang Arafah, lalu ke Jabal Rahmah. Di sini dia duduk seraya melihat ke
arah Padang Arafah. Dari kejauhan terlihat ada seseorang yang tengah
berjalan ke arahnya. Semakin dekat wajahnya semakin dikenal. Ternyata
yang dilihatnya adalah Hawa, isterirya. Digandengnya Hawa ke sampingnya.
Keduanya pun menangis haru, takut terhadap Allah SWT, dan sedih telah
meninggalkan sorga. Para Malaikat di langit yang menyaksikan kejadian
tensebut, turut pula menangis haru.
Allah SWT pun
berkenan menyingkapkan hijab dari penglihatan Nabi Adam a.s. untuk
melihat ‘Arsy Allah. Di tiang ‘Arsy itu Nabi Adam a.s melihat tentera
kalimat "Laa ilaha illallaah Muhammadan rasuulullah."
Sembah Nabi
Adam a.s., "Ya Tuhanku, demi kemuliaan nama-Mu yang tersurat pada tiang
‘Arsy itu, hamba bertobat kepada Mu, dan bukakan pintu tobat kepada
hamba-Mu ini."
Firman Allah
SWT turun melalui Jibril, "Ya Adam, telah diperkenankan oleh Tuhanmu
terhadap tobatmu itu. Hai Adam, jika tatkala engkau di dalam sorga itu
minta syafaat kepada yang empunya nama itu, niscaya tidaklah engkau akan
dikeluarkan dari dalam sorga. Ketika dikerjakan oleh mereka amal saleh,
maka mereka itu Kumasukkan ke dalam sorga. Dan barangsiapa tidak
percaya terhadap Aku, dan rasul-Ku, di samping itu menyembah kepada
selain Aku, maka sesungguhnya akan Kumasukkan dia ke dalam neraka. Hai
Adam, tidakkah dahulu telah Kularang terhadap engkau bahwa hendaklah
jangan kau dekati pohon khuldi itu, dan hendaklah kau ambil Iblis itu
sebagai musuh bagi kamu berdua? Namun, kamu tidak ikut terhadap
perkataan-Ku, maka jadilah engkau sekarang bersama-sama dengan dia di
dalam dunia ini.
"Hai Adam.
tidaklah Aku akan mencegah seseorang tatkala ia berbuat durhaka
kepada-Ku, karena telah Kularang kepada dia sebelumnya. Hai Adam,
sekarang pun Kuingatkan engkau, jangan diperdayakan oleh iblis
sebagaimana halnya diperdayakannya engkau tatkala ada di dalam sorga,
dan lagi akan diperdayakannya anak cucumu seperti diperdayakannya
engkau."
Bergetar
ketakutan Nabi Adam a. s. dan Hawa mendengar firman Allah SWT tersebut.
Bersujudlah mereka ke hadirat Allah SWT seraya menangis. Menghiba-hiba,
"Ya Tuhanku, Engkau juga Tuhan yang Maha Pengampun terhadap dosa kami,
dan mengasihi kami maka peliharalah oleh-Mu kami dari bencana Iblis
alayhi laknat itu Dan jauhkanlah kami darinya"
Lalu Allah SWT memanggil Malaikat-Nya. yaitu Hajarul Aswad, "Mana Hajarul Aswad?"
Mendapat
panggilan itu, Hajarul Aswad pun datang bersembah kepada Allah SWT.
“Pergilah engkau berjanji setia dengan Adam ke bumi, tuliskan olehmu seluruh janji-Ku dan janji Adam dan anak cucunya," perintah Allah SWT.
Hajarul Aswad
pun turun ke bumi. Dituliskanlah seluruh anak cucu Adam yang kemungkinan
akan mengisi sorga dan neraka. Setelah selesai, surat itu diperintahkan
oleh Allah SWT kepada malaikat-Nya untuk dimasukkan ke dalam mulut
Hajarul Aswad.
Selanjutnya,
Hajarul Aswad dikehendaki oleh. Allah SWT menjadi batu. Pada awalnya
batu itu berwarna putih. Oleh karena proses alamiah (seperti terkena
hujan dan panas matahari), maka beberapa lama kemudian batu itu berubah
warna menjadi berwarna hitam. Kelak, di hari akhirat, Hajarul Aswad akan
kembali menjadi malaikat, dan memberitahukan apa yang ada di tulisannya
itu.
Ruh-ruh Anak Cucu Nabi Adam
Nabi Adam a.s.
kemudian melaksanakan tertib ibadah selanjutnya. Ketika ia berada di
dekat Ka’bah, Jibril mendekatinya. Jibril mendapat perintah dari Allah
SWT untuk membawa Adam a.s. ke satu sungai. Dahulu dinamakan dengan
sungai Na’mal. Sesuai dengan perintah Allah SWT, Jibril menyapukan tanah
dari dasar sungai itu ke bagian belakang tubuh Nabi Adam a.s. Adam a.s.
pun penasaran ingin bertanya, "Hai Jibril, hikmah apakah ini?"
Jawab Jibril, "itulah anak cucumu yang akan dijadikan oleh Allah Ta’ala."
Setelah proses
itu, mata Nabi Adam as. dibukakan hijabnya. Dilihatnya ruh yang begitu
banyak. Memenuhi angkasa di atas Nabi Adam a.s.
"Hai Jibril, apa yang datang begitu sangat banyaknya" tanya Adam as.
"Itulah ruh seluruh anak cucumu," jawab Jibril.
"Jika demikian banyaknya anak cucu hamba, di manakah tempatnya di dalam dunia ini?" tanya Adam a.s. Lagi.
"Hikmah Tuhanmu
yang Mahakuasa terhadap ciptaan-Nya. Hai Adam, sebagian diciptakan-Nya,
sebagian lagi di dalam rahim ibunya, dan sebagian lagi di sulbi
bapaknya. Dan mereka yang telah ada sebelumnya sebagian dimatikan,"
jelas Jibril.
Firman Allah
SWT: "Sebagian Kuciptakan anak cucu Adam, dan sebagian lagi tersebar
pada tulang belakang Adam, dan sebagian pada rahim Hawa, dan sebagian
lagi terhampar di dalam bumi."
"Anak cucuku
ini kulihat bermacam-matam perilakunya, sebagian Islam, sebagian kafir,
sebagian mukmin, sebagian perusak, sebagian bahagia, sebagian sengsara,
sebagian kaya, dan sebagian miskin," ujar Nabi Adam a.s.
"Hai Adam,
"firman Allah SWT, "lihatlah olehmu anak cucumu yang kaya itu, tidaklah
ia mengatakan anugerah-Ku, dan yang miskin itu, tidaklah sabar dan
syukur terhadap-Ku."
Kemudian Allah
SWT memerintahkan kepada seluruh arwah tersebut bershaf-shaf, teratur
dari Masyrik hingga ke Maghnb. Berkat hikmah Allah, mereka yang berada
pada shaf sebelah kanan itulah orang-orang beriman, sedangkan yang di
sebelah kirinya adalah mereka yang munafiq dan zandiq, dan sombong.
Mereka yang di hadapan Adam a s. itu adalah para nabi dan wali.
Sedangkan yang di bagian belakang Adam a.s. adalah orang-orang kafir dan
musyrik.
Allah SWT berfirman: "Alastu bi Rabbikum, (bukankah Aku Tuhan kamu)?"
Arwah-arwah itu pun berkata, "Bahwasanya Engkaulah Tuhan kami".
Firman-Nya lagi, "Sujudlah kamu sekalian pada Tuhan kamu yang menciptakan kamu itu!"
Maka shaf yang
di sebelah kanan Nabi Adam itu seluruhnya sujud. Sedangkan yang di
sebelah kirinya tidak mau sujud. Datanglah firman Allah SWT lagi,
"Sujudlah kamu sekalian sekali lagi!"
Maka shaf yang
sebelah kanan sepertiganya tidak mau sujud, dan dua pertiganya masih
tetap sujud. Dan yang di sebelah kiri Adam a.s. itu dua pertiga bagian
merendahkan dirinya, lalu, akhirnya mau sujud.
Mereka yang
kali pertama bersedia bersujud, kemudian menjadi tidak mau bersujud,
itulah mereka yang pada awalnya memeluk Islam, kemudian di hari
kematiannya telah menjadi kafir. Adapun mereka yang tidak bersujud pada
kali pertama, dan kemudian akhirnya bersedia bersujud, mereka adalah
orang yang pada awalnya kafir, namun akhir hidupnya telah menjadi
muslim. Sedangkan mereka yang pada awalnya sujud, kemudian bersujud
lagi, mereka adalah orang yang pada awalnya beragama Islam dan akhir
hayatnya masih tetap beragama Islam. Dan arwah-arwah yang tidak sujud
sekalipun, merekalah yang selama hidupnya tetap dalam kekafiran.
"Ya Adam,
seluruh (ruh) yang berada di sebelah kanan itu adalah umat Islam yang
akan mengisi sorga, dan seluruh (ruh) yang berada di sebelah kiri itulah
yang akan mengisi neraka. Hai Adam, bahwasanya tidak ada artinya
terhadap Ku kebaktian mereka itu, dan tidak ada artinya terhadap-Ku
segala kedurhakaan mereka itu." tegas Allah SWT.
Mendengar
firman tersebut, menangislah Nabi Adam a.s., seraya berucap, "Ya
Tuhanku, tidakkah Kau jadikan mereka seluruhnya juga satu beragama
Islam, dan seluruhnya menyembah Engkau."
"Hai Adam, oleh
karena itulah, Kuciptakan mereka itu. Barangsiapa yang percaya terhadap
segala tanda (kebesaran)-Ku, dan rasul-Ku, serta Ismail dan Ishak pun
tahu terhadap anaknya Ya’qub menjadi nabi, dan Ya’qub pun tahu terhadap
anaknya Yusuf menjadi nabi, dan Yusuf pun tahu terhadap Musa menjadi
nabi, dan Musa pun tahu terhadap saudaranya Harun menjadi nabi, dan
Harun pun tahu Daud menjadi nabi, dan Daud pun tahu terhadap Sulaiman
yang menjadi nabi, dan Sulaiman pun tahu terhadap Yunus menjadi nabi,
dan Yunus pun tahu terhadap Zakariya menjadi nabi, dan Zakariya pun tahu
terhadap Ayub menjadi nabi, dan Ayub pun tahu terhadap Yahya menjadi
nabi, dan Yahya pun tahu terhadap Isa menjadi nabi, dan Isa pun tahu
terhadap Muhammad SAW menjadi nabi serta rasul, dan beliaulah akhir dari
segala nabi"
Bahwasanya telah diketahui oleh para nabi itu mengenai siapa lagi yang menjadi nabi setelahnya.
Mendengar
begitu banyaknya anak cucu Nabi Adam as. yang akan masuk neraka, hati
Nabi Adam as. sangatlah berduka. Sebagai tempat tinggalnya, Allah SWT
memerintahkan kepada Adam a.s. dan isterinya ke Sarandeep. Di tempat
ini, Jibril datang kepada mereka dengan membawa tujuh keping besi Dengan
besi inilah akan banyak memberi manfaat kepada manusia. Masing-masing
besi itu memiliki manfaatnya tersendiri: Pertama, besi untuk memukul
besi lagi; kedua, linggis besi; ketiga, gurdi besi; keempat, beliung
besi; kelima, cangkul besi; keenam, sepit besi: dan ketujuh, perkakas
besi. Lalu Adam a.s. menanyakan mengenai kegunaan besi-besi tersebut,
dan dengan apa ia memasak makanannya.
"Akan dianugerahkan lagi oleh Tuhanmu untukmu api," jelas Jibril.
Jibril lalu
diperintahkan oleh Allah SWT pergi ke dalam neraka untuk mengambil
sepercik dari bunga apinya, dan diberikannya kepada Adam as. Nabi Adam
a.s. mengambil api tersebut langsung dengan tangannya, tentunya dia
kepanasan, dan secara reflek api dilepaskannya. Api pun terjatuh ke
tanah, namun terus jatuh ke lapisan bumi yang terdalam hingga ke lapisan
ketujuh, dan kembali lagi ke neraka. Diambillah lagi oleh Jibril untuk
diberikan kepada Adam a.s.. Namun, ketika akan diambil, api terlepas
lagi dan kembali jatuh seperti tadi, dan akhirnya ke neraka kembali.
Allah SWT
melihat kejadian tersebut segera berfirman kepada Jibril. "Hai Jibril,
katakan kepada Adam, hendaknya diambil olehnya batu dengan besi, lalu
palu keduanya, niscaya akan terpeciklah api dari keduanya. Atau kayu
dengan kayu, jika digesek keduanya, niscaya terperciklah api dari
keduanya."
Kini Adam a.s.
dapat menyalakan api. Namun, ia masih penasaran mengenai kejadian yang
tadi, ia pun bertanya kepada Jibril, "Ya Jibril, api yang dahulu itu
tidak dapat hamba pegang. Namun terhadap api ini hamba dapat mendekatinya."
Jibril
menyahut, "Ya Adam, bahwa api yang dahulu itu (berasal) dari api neraka.
Maka yang ini pun merupakan pancaran dari api neraka juga Tatkala api
itu terlepas dari tangan Tuan, lalu la kembali lagi ke tempatnya, tidak
singgah pada tempat yang lain juga. Maka, dari uapnya itu meresap pada
seluruh batu dan kayu."
Nabi Adam a.s.
diajarkan oleh Jibril menempa besi. Diberikannya pula seekor lembu
kepada Adam a.s., namanya adalah ‘Ainul baqara, agar dapat membawakannya
air. Maka ujar Jibril, "Hai Adam, buatlah huma, dan tanamlah pohon
gandum itu untuk makanan diri supaya jadi manfaat segala yang
diperintahkannya itu. Dan tanamlah benih kapas, maka buahnya itu dapat
dibuatkan pakaian untuk menutupi diri." Nabi Adam a.s. pun mengerjakan apa yang diajarkan oleh Jibril.
Setelah lama
menetap di Sarandeep, Nabi Adam a.s. dikarunia dua orang anak kembar
pada kelahiran pertama isterinya. Anak laki-laki, bernama Abdullah, dan
yang perempuan bernama Ummatillah. Kelahiran kedua, berjumlah dua orang
juga Anak laki laki bernama Abdurrahmaan dan anak perempuannya bernama
Ummaturrahmaan. Kemudian Hawa melahirkan dua puluh kali. Pada masa itu,
seorang wanita begitu mudah melahirkan, dan cukup lambat kematiannya.
Umur dari mereka waktu itu rata-rata seribu tahunan.
Pada satu waktu
Nabi Adam sekembalinya perjalanan jauh, ia tidak melihat anak Nabi Adam
yang lainnya, Habiel, di antara putera-puterinya yang sedang berkumpul.
Bertanyalah ia kepada Qabiel, kembarannya, "Di manakah Habiel berada?
Aku tidak melihatnya sejak aku pulang."
Qabiel menjawab: "Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habiel yang harus mengikutinya ke mana saja ia pergi."
Melihat sikap
yang angkuh dan jawaban yang kasar dari Qabiel, Adam dapat menerka bahwa
telah terjadi sesuatu atas diri Habiel, puteranya yang soleh, bertakwa
dan berbakti terhadap kedua orang tuanya itu. Pada akhirnya terbukti
bahwa Habiel telah mati dibunuh oleh Qabiel sewaktu ditinggalkannya.
Menghadapi
musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah menerimanya sebagai
takdir dan kehendak-Nya seraya mohon dikaruniai kesabaran dan keteguhan
iman baginya dan kesadaran bertaubat dan beristighfar bagi puteranya.
Al-Quran mengisahkan cerita kedua putera Nabi Adam ini dalam surah
"Al-Maaidah’ ayat 27 hingga ayat 32.
"Menyaksikan
kejadian pembunuhan itu, sedihlah Nabi Adam a.s. dan Hawa. Allah
berfirman kepada Adam, "Hai Adam, janganlah kamu berduka cita Aku akan
menganugerahi kepada kamu seorang anak laki-laki yang serupa dengan
Habil itu, dialah nyawa para nabi." Anak yang dimaksud itu adalah Syis.
Pada waktu
berumur 950 tahun, wafatlah Nabi Adam pada hari Jum’at sore. Isterinya,
Hawa, belum mengetahui perihal kematian suaminya tersebut. Disebabkan
oleh adanya gerhana matahari saat itu. Begitu sangat sedihnya Hawa,
ketika diketahui bahwa suaminya telah meninggal dunia. Selama empat
puluh hari lamanya beliau berada di samping kuburan Nabi Adam a.s.,
hingga ia jatuh sakit. Tidak lama setelah itu, Hawa wafat menghadap ke
Rahmatullah. Sebagai pengganti kekhalifahan, Allah mengangkat Nabi Syis.
Diriwayatkan bahwa anak cucu Adam yang ditinggalkan saat wafatnya adalah berjumlah 40.000 orang.
0 komentar:
Posting Komentar